Pergantian musim menjadi ajang merajalelanya penyakit-penyakit
tertentu. Cari tahu penyakit apa saja yang berpotensi di musim
pancaroba!
Saat pancaroba, tak hanya debu atau banjir yang membuat pusing,
penyakit tropik pun berdatangan. Nah, agar lebih waspada akan
penyakit-penyakit di musim pancaroba,
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
Pada saat peralihan musim penghujan ke musim kemarau, keluhan ISPA
(infeksi saluran pernapasan atas) bisa mendadak marak sekali. Mulai dari
rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis hingga laringitis. Umumnya
gejala ISPA dapat berupa demam, batuk, pilek atau bersin maupun sakit
tenggorokan.
Menurut Adji maraknya kasus ISPA di awal musim kemarau, memang
mengikuti perubahan lingkungan yang merupakan sarana kondusif bagi kuman
penyebab ISPA untuk memperbanyak diri. Selain ISPA, penyakit alergi
seperti asma atau rhinitis juga sering muncul. Pada peralihan musim
penghujan ke musim kemarau yang berudara dingin dan kering serta banyak
debu juga bisa memicu asma kambuh.
Diare
Tingginya volume curah hujan penyebab banjir, kencangnya angin
penyebab debu beterbangan, membuat risiko tercemarnya makanan/ minuman
oleh kuman atau parasit penyebab diare kian meningkat.
“Apalagi kalau air yang digunakan untuk mencuci peralatan makan
kurang higienis, sudah tentu membuat kuman mudah masuk ke tubuh kita,”
ungkap Adji.
Infeksi bakteri, parasit, dan virus pada saluran pencernaan yang
masuk lewat makanan/ minuman ini kerap diidap anak dan balita karena
sistem kekebalan tubuh yang belum optimal.
Jangan meremehkan diare. Bila anak mengalami buang air besar yang terlampau cair terus menerus, sebaiknya perhatikan intake
cairan anak. Memberikan minum yang cukup atau cairan oralit sangat
banyak menolong penderita, terutama menstabilkan elektrolit tubuhnya dan
menurunkan risiko perburukan. Intinya, tetap perhatikan asupan cairan
penderita.
Flu
Umumnya diawali dengan gejala seperti demam, batuk pilek, rasa
kedinginan (menggigil), nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan. Berbeda
dengan diare, flu dapat ditularkan lewat droplet
dari batuk atau bersin orang yang menderita flu, serta kontak dengan
permukaan yang terkontaminasi virus influenza. Jangan terlalu sering
menyentuh daerah mulut dan hidung pada musim tersebut!
Namun virus ini juga dapat dilemahkan oleh sinar matahari, sabun dan
desinfektan, sehingga masih dapat ditekan risiko penularannya.
Disentri
Gejala utamanya berupa diare, dengan tambahan lain seperti BAB
disertai lendir maupun darah dan biasanya disertai demam. Disentri dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella, E.coli, Salmonella
dan Campylobacter jejuni
. Selain itu pada anak balita juga dapat disebabkan infeksi protozoa parasit seperti Entamoeba hystolitica
.
Pada musim pancaroba, disentri mudah menular melalui makanan/ minuman
yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi
sehingga perlu mendapatkan penanganan dokter sesegera mungkin
Batuk
Batuk pada dasarnya merupakan mekanisme tubuh mengeluarkan benda
asing yang berada di saluran pernafasan atas. Salah satunya, bisa
disebabkan oleh flu atau ISPA yang menyebabkan terjadinya lendir atau
radang saluran pernafasan.
Di musim pancaroba, di mana virus flu dan kuman penyebab ISPA banyak
berkembang biak, batuk pun semakin menjadi. Menanganinya, perlu
dilakukan penegakan diagnosis dahulu penyebab maupun etiologinya,
barulah pengobatan bisa diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita.
Tifus dan Paratifus
Kuman Salmonella typhosa
ini yang banyak berada dalam air kotor yang tergenang maupun tanah,
dapat berpindah ke makanan/ minuman dan masuk ke dalam saluran
pencernaan. Kuman ini kemudian menjadi penyebab radang usus halus,
menimbulkan gejala demam tinggi, menggigil, rasa lemah/ letih, sakit
perut, hilang nafsu makan dan terkadang disertai mual-muntah.
Diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosisnya.
Bila positif, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan
pengobatan secara tepat agar tak terjadi komplikasi penyakit dan
berakibat fatal.
Demam Berdarah Dengue
Di musim pancaroba, demam berdarah dengue
bisa jadi mewabah kembali. Umumnya pada kantong-kantong endemik DBD, sehingga dipastikan masih ada perkembang biakan nyamuk aedes aegipty
.
Di awal infeksi, orang yang menderita DBD akan mengalami demam
disertai sakit kepala, sakit perut, dan nyeri sendi mirip dengan gejala
flu. Namun bila sudah berjalan beberapa hari, kondisi tubuh penderita
biasanya semakin lemah. Dapat muncul perdarahan spontan pada kulit
berupa bintik-bintik merah (disebut petekhie
), mimisan, perdarahan gusi dan lain-lain.
Pada hari ke-3 demam, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan
laboratorium terhadap pasien untuk menegakkan diagnosis. Penderita DBD
memerlukan intake
cairan yang banyak untuk mencegah terjadinya syok serta perburukan yang
bisa datang dengan cepat. Sebaiknya bila menderita gejala seperti demam
tinggi mendadak, disertai sakit kepala, sakit perut dan tidak
memberikan respon yang baik terhadap obat penurun panas, harus segera
berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan semenjak dini.
Serta jangan lupa untuk selalu banyak minum.
Hepatitis A
Di musim pancaroba, Anda juga perlu mewaspadai penyakit hepatitis A.
Virus ini dapat menyebar melalui makanan/ minuman dan menginfeksi organ
hati.
Penyakit ini ditandai dengan rasa mual-muntah yang terus menerus,
lemah/ letih, serta demam dan dapat menyerang segala usia. Pada tahap
lanjut, gejala hepatitis A juga bisa diikuti dengan seluruh kulit, dan
sklera mata berwarna kuning. Bila menemukan gejala demam disertai bagian
putih bola mata berwarna kuning, sebaiknya penderita segera
memeriksakan diri ke dokter.
Cegah dengan Jitu!
Meski seperti bisa diramalkan, penyakit di musim pancaroba masih bisa dicegah, lho! Berikut beberapa caranya.
1. Imunisasi
Cegah beberapa penyakit yang mungkin muncul di musim pancaroba dengan
memberikan vaksin semenjak dini. Di antaranya, vaksin untuk demam
tifoid, hepatitis A, vaksin campak dan sebagainya.
2. Makan Bergizi
Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang terutama yang tinggi
kandungan protein, vitamin A, vitamin C sebagai antioksidan dan mineral
terutama seng (zinc), agar tubuh memiliki cukup pertahanan.
3. Pelihara Lingkungan
Putuskan mata rantai penyakit dengan menjaga lingkungan tetap bersih.
Dan, hindarkan anak-anak dari tempat yang berpotensi menularkan
penyakit seperti rumah sakit.
4. Lakukan Kebiasaan Baik
Bersama keluarga lakukan kebiasaan seperti mencuci tangan setiap akan
makan dan setelah bepergian, karena terbukti mampu menurunkan angka
kematian bayi, diare dan risiko flu burung.
sumber
Waspada Penyakit Musim Pancaroba
Bagus Creative
Arsip
-
▼
2010
(91)
-
▼
Oktober
(32)
- teks sumpah pemuda
- dari mata turun ke hati
- TAK SEPERTI JANJI MATAHARI
- Pudarnya Pesona Cleopatra
- Maulid Al Habdyi Darul ma`rifat kotabaru kal-sel
- Muhammad Nafis al-Banjari ulama sufi penyebar isla...
- Waspada Penyakit Musim Pancaroba
- pelepasan Calon Jemaah Haji Kabubaten Kotabaru
- Ketahuilah Penyebab Sakit Kepala
- JetPlane...- band indie bangarmasin
- Armada live konser tanah bumbu
- predikat band banua sebagai finalis regional A Mi...
- profil Yona BAnd (band banua)
- kandungan Surah Al-Fatihah
- potret studio sederhana
- silaturrahim dan aktivis radio bagusfm kotabaru
- program acara radio bagus fm
- struktur radio bagus dan sketsa program
- rekomendasi
- headline
- takkan menyerah
- Video Gadis Yang Mengeluarkan Air Mata Kristal di ...
- Terlalu Aktif di FB Bisa Bikin Teman Kabur
- Khasiat buah sirsak
- potret kotabaru tepi laut
- 10 (Sepuluh) Adab dalam Masalah Buang Hajat
- Melafazkan Niat Saat Akan Shalat
- flash back SINTESA {salah satu personilnya dari ko...
- forum komunikasi kerukunan masyarakat saija`an
- koleksi fhoto band lokal kotabaru
- air mata wanita
- ADAB MEMEBACA ALQUR'AN
-
▼
Oktober
(32)